Author Archives: Grace Samboh
Aphorisms of nihilisms in love
Most men do that. They love some pretty exotic women that they can never have for life. Yet, they marry those mother’s-daughter-types who, of course, would be the perfect house manager and a well-done mom.
Aphorisms of nihilisms in love
Most men do that. They love some pretty exotic women that they can never have for life. Yet, they marry those mother’s-daughter-types who, of course, would be the perfect house manager and a well-done mom.
SIMPONI: Cerita, Hal-hal Menarik, dan Ceria
Selama ini, karya-karya SIMPONI selalu menarik perhatian saya. Bisa jadi karena saya perempuan, muda, dan suka berbagai macam perintilan. Pameran kolektif mereka sebelum ini, Judge the Girl by Her Bag, adalah titik berangkat saya memerhatikan karya-karya mereka.
SIMPONI: Cerita, Hal-hal Menarik, dan Ceria
Selama ini, karya-karya SIMPONI selalu menarik perhatian saya. Bisa jadi karena saya perempuan, muda, dan suka berbagai macam perintilan. Pameran kolektif mereka sebelum ini, Judge the Girl by Her Bag, adalah titik berangkat saya memerhatikan karya-karya mereka.
Kentut, masalah, dan kebohongan
Kentut itu sebuah dilema yang paradoksal. Kalau ditahan jadi penyakit, kalau dikeluarkan begitu saja menimbulkan dilema baru. Demikian kemungkinan masalah yang muncul karena kentut: (1) bunyi, sehingga seluruh dunia akan menertawakan, melirik biasa, melirik sinis, atau malah menghardik; (2) bunyi
Kentut, masalah, dan kebohongan
Kentut itu sebuah dilema yang paradoksal. Kalau ditahan jadi penyakit, kalau dikeluarkan begitu saja menimbulkan dilema baru. Demikian kemungkinan masalah yang muncul karena kentut: (1) bunyi, sehingga seluruh dunia akan menertawakan, melirik biasa, melirik sinis, atau malah menghardik; (2) bunyi
‘Film perempuan’ menindas laki-laki: Dominasi maskulin dan dekonstruksi perspektif jender
1. Pengantar Sebuah ulasan mengatakan bahwa film ini lebih pantas berjudul “Perempuan Punya Derita” karena penderitaan tanpa-akhir yang dialami hampir semua tokoh perempuan didalamnya.[1] Situs perfilman Indonesia RumahFilm.org, bahkan, meresensi film ini dengan judul Para Perempuan Malang.[2] Padahal, omnibus film
‘Film perempuan’ menindas laki-laki: Dominasi maskulin dan dekonstruksi perspektif jender
1. Pengantar Sebuah ulasan mengatakan bahwa film ini lebih pantas berjudul “Perempuan Punya Derita” karena penderitaan tanpa-akhir yang dialami hampir semua tokoh perempuan didalamnya.[1] Situs perfilman Indonesia RumahFilm.org, bahkan, meresensi film ini dengan judul Para Perempuan Malang.[2] Padahal, omnibus film
Gajah, semut, dan dunia ‘maya’
“Gajah di pelupuk mata tak tampak, semut di seberang lautan tampak,” demikian bunyi sebuah peribahasa klasik yang rasanya sudah lama saya (dan, mungkin, Anda juga) lupakan. Saya yakin sebagian dari Anda adalah pecandu dunia ‘maya’. Yah, kalau kata ‘pecandu’ berkesan
Gajah, semut, dan dunia ‘maya’
“Gajah di pelupuk mata tak tampak, semut di seberang lautan tampak,” demikian bunyi sebuah peribahasa klasik yang rasanya sudah lama saya (dan, mungkin, Anda juga) lupakan. Saya yakin sebagian dari Anda adalah pecandu dunia ‘maya’. Yah, kalau kata ‘pecandu’ berkesan
Negara tanpa ruang
Seniman jalanan sibuk menuntut hak penggunaan ruang publik sebagai ruang mereka berkarya. Pemerintah kota sibuk menata iklan luar ruang yang semakin menggila jumlah dan ukurannya. Penduduk kota sibuk mengeluhkan polusi visual; ada yang diresahkan oleh iklan, ada juga yang terganggu
Negara tanpa ruang
Seniman jalanan sibuk menuntut hak penggunaan ruang publik sebagai ruang mereka berkarya. Pemerintah kota sibuk menata iklan luar ruang yang semakin menggila jumlah dan ukurannya. Penduduk kota sibuk mengeluhkan polusi visual; ada yang diresahkan oleh iklan, ada juga yang terganggu
Kontradiksi kumis: Jijik tapi menarik!
Apa yang membuat Hitler, Charlie Chaplin, dan Asmuni pantas digolongkan dalam satu kategori? Kumis! Bukan sekedar pertanyaan retoris seperti “Ada Apa dengan Cinta?”, “Ada Apa dengan Kumis?” adalah sebuah pameran tunggal seni rupa, Nanang Zulkarnaen,
Kontradiksi kumis: Jijik tapi menarik!
Apa yang membuat Hitler, Charlie Chaplin, dan Asmuni pantas digolongkan dalam satu kategori? Kumis! Bukan sekedar pertanyaan retoris seperti “Ada Apa dengan Cinta?”, “Ada Apa dengan Kumis?” adalah sebuah pameran tunggal seni rupa, Nanang Zulkarnaen,
Expectation, perfection and disappointment
Have you ever felt disappointed? Well, everybody has. The next question is: how disappointed have you ever felt? Everyone has their own disappointments. One might felt disappointed for being bullied in school. Some might felt so for not finding a
Expectation, perfection and disappointment
Have you ever felt disappointed? Well, everybody has. The next question is: how disappointed have you ever felt? Everyone has their own disappointments. One might felt disappointed for being bullied in school. Some might felt so for not finding a
2nd POSE: Pembuka Tahun Penuh Harapan
Pengantar “Meong-meong!” sambut para penonton White Shoes and the Couples Company (WSATCC) serentak 29 Januari lalu menyambut ajakan sang vokalis, Aprilia Apsari, untuk menyanyi bersama. Riuh rendah
2nd POSE: Pembuka Tahun Penuh Harapan
Pengantar “Meong-meong!” sambut para penonton White Shoes and the Couples Company (WSATCC) serentak 29 Januari lalu menyambut ajakan sang vokalis, Aprilia Apsari, untuk menyanyi bersama. Riuh rendah
15 albums of my life
Think of 15 albums that had such a profound effect on you they changed your life or the way you looked at it. These are the albums that no matter what they were thought of musically shaped your world. When
15 albums of my life
Think of 15 albums that had such a profound effect on you they changed your life or the way you looked at it. These are the albums that no matter what they were thought of musically shaped your world. When