Bulan Desember dan karangan bunga di dalam sejarah seni rupa Indonesia punya makna yang berbeda. Pada era 1970-an, kita mengenal peristiwa Desember Hitam yang belakangan turut mendorong lahirnya Gerakan Seni Rupa Baru Indonesia. Pada Desember tahun ini, karangan bunga muncul di acara peresmian sebuah hotel di Yogyakarta. Brigitta Isabella dan Grace Samboh di dalam tulisannya mencoba menarik makna dari dua karangan bunga tersebut dan dua Desember dengan tahun berbeda itu. Lebih lanjut, tulisan yang didedikasikan untuk alm. Emmanuel Subangun ini menghadirkan kembali pertanyaan perihal posisi seni di tengah masyarakat serta fungsi kritis seni. “Apropriasi karangan bunga Desember Hitam terlihat sebagai sebuah cara untuk mengenang. Bahwa, di dalam proses sejarah seni rupa kita terdapat saat-saat di mana seni selalu punya pilihan untuk menjadi sarana kritik sosial dan menyatakan keberpihakannya pada kelompok yang dimarjinalkan,” demikian Brigitta Isabella dan Grace Samboh.
***
Baca selengkapnya di http://jurnalkarbon.net/web/id/esai/duka-cita-dan-cita-cita-karangan-bunga/
***
Versi lebih pendek dari esai ini juga dimuat di Harian Kompas, Sabtu, 20 Januari 2018.